Celotehan ditengah ketidakpedulian mereka, atau hanya Aku yang berlebihan? tapi ternyata semua sama aja…

Hari-hari yang dilewati 1 minggu ini terasa membosankan, pola hidup yang sudah kuatur sebelumnya terasa berantakan. Banyak pekerjaan yang tertunda, hanya karena otakku yang sudah tidak singkron dengan hatiku. Muak rasanya melihat orang yang hanya berani menganggap semuanya baik-baik saja, tidak mau ambil pusing dengan realita dan terlelap dengan kesibukannnya serta kenikmatannya sendiri. Jujur sebenarnya saya tidak peduli dengan apa yang mereka pilih, entah yang paling tua atau yang sedang diperbudak asmara bodoh sialan idiot. Tapi satu hal yang paling menjijikan adalah saat dimana hati nurani dia lumpuh tidak berdaya melupakan yang harusnya dicintai dan disayangi secara alamiah dari lahir, entah kenapa bisa seperti itu saya tidak mempunyai alur logika yang cukup untuk mengetahui sebab akibat mengapa dia berubah menjadi mahluk perempuan yang berotak bodoh tolol tak berdaya. Memang semua praktek akibat perbudakaan cinta yang dia alami belum tampak begitu nyata, masih terlihat terselubung. Namun jangan samakan persembunyian mu sama halnya dengan persembunyian yang kau lakukan dihadapan orang yang bukan keluargamu. Karena sebenarnya doa kami semua menyertaimu dan kami semua menginginkan yang terbaik yang kami sampaikan kepada Tuhan. Kau tahu kami memohon kepada siapa? kepada Tuhan ! dan itu baik adanya,. Jadi walaupun sepintar-pintar kau menyembunyikan aibmu dari kami, apapun itu, cepat atau lambat Tuhan akan membiarkan kami untuk mengetahuinya. Ini isi dari lubuk hatiku yang paling dalam. Masihku ingat kau menyatakan ketidaksenanganmu terhadap pasangan yang paling tua, tetapi rasanya pernyataan itu hanya sampah dari mulutmu, karena praktekmu sama saja dengan apa yang tidak kau senangi itu dari yang paling tua. Hasilnya nihil… saya memang paling kecil, dan saya sering kali dianggap tidak tahu apa2 oleh kalian dan saya ibarat hanya keledai yang setiap kali mengeluh hanya mendapat kata2 “Lakukan saja tugasmu!”… dan karena itu saya tidak mempunyai gambaran jelas untuk masa depan saya. Namun satu hal yang pasti dalam diri saya, saya tidak mau melukai orang yang saya cintai, khususnya yang saya cintai dari lahir….saya lebih memilih hidup menjadi relawan untuk tujuan sosial daripada memperjuangkan kesuksesan yang kalian iming-imingi dengan gelar, uang, harta. Itu lebih membahagiakan ku daripada hidup dalam kemunafikan. Memang semuanya belum terlihat sampai kepermukaan, disaat kalian merasa ada masalah, denyut nadi, aliran darah mulia tidak teratur diimbangi dengan stress yang tidak karuan. Namun disaat kalian mendarat dipulau kecil setelah melewati ombak sadis, kalian dengan mudahnya melupakan semuanya seolah-olah pulau kecil itu adalah tempat tinggal kalian yang subur, makmur samapai kalian mati. Padahal perjalanan kalian masih jauh untuk mencapai tempat yang seperti itu…terkadang kalian begitu terpengaruh dengan masalah, namun kalian begitu mudah terlelap dalam kenyamanan sementara yang berujung kemunafikan. Ini merupakan bahaya laten yang tersembunyi, dan mungkin saya hanya berlebihan, namun ini lah yang saya alami, ini lah yang ada dalam unek-unek saya hasil refleksi dari apa yang saya alami. Kalian sering mengagung-angungkan keluarga lain, tapi praktek kalian nihil. Ego kalian masih tinggi…..