Mengenal Lebih Jauh Sosok Barista dan Kopi. Part 3

Post sebelumya yang berhubungan, Part 2(Cerita tentang Barista)

Pada bagian ini (Part 3), saya akan mengupas tuntas tentang kopi, lebih tepatnya lagi tentang Biji Kopi. Kita semua tahu pada umumnya biji kopi mempunyai bentuk yang sama, kebanyakan orang mengenal biji kopi hanya 1 jenis saja. Sebenarnya biji kopi sendiri dibedakan berdasarkan tempat dimana dia tumbuh, setiap daerah dimana biji kopi tersebut tumbuh mempengaruhi rasa daripada biji kopi itu sendiri. Biji kopi yang tumbuh di daerah jawa dengan biji kopi yang tumbuh di daerah Sumatera tentu memiliki rasa yang berbeda dan kedua biji kopi tersebut tidak dapat disamakan bila dinilai dari rasanya, hal tersebut dipengaruhi oleh kondisi tanah tempat dimana kopi itu tumbuh. Namun jenis kopi yang sudah umum di dunia dan paling banyak dikembangkan adalah Arabica dan Robusta. Kedua jenis kopi tersebut memiliki perbedaan yang mendasar, perbedaan tersebut yang menentukan rasa dan harga. Sebenarnya masih banyak jenis biji kopi lainnya, pada pos ini saya hanya menjelaskan Arabica dan Robusta saja yang sudah umum.

ARABICA

Biji kopi arabica merupakan biji kopi mahal jika dibandingkan dengan Robusta, Arabica tumbuh di dataran  tinggi, tanaman kopi jenis ini rentan terhadap penyakit. Populasi tanaman kopi jenis Arabica sendiri lebih sedikit jika dibandingkan dengan Robusta dan perawatannya juga cukup sulit dibandingkan dengan Robusta, karena hal tersebut, harga Arabica lebih mahal dibandingkan dengan Robusta dan Arabica juga banyak digunakan pada Espresso Bar (Coffee House, Shop dan Store), karena itu harga kopi di Espresso Bar dan sejenisnya mahal, asumsinya karena sebagian besar dari mereka menggunakan biji Kopi Arabica pilihan. Arabica sendiri pertama tumbuh di daerah Yaman, daerah arab, karena itu namanya disebut Arabica. Berikut karakteristik rasa daripada Arabica :

  • Memiliki rasa asam yang khas. Seberapa asam rasanya akan cukup bervariasi antara jenis arabica yang satu dengan yang  lainnya.
  •  Memiliki aroma yang khas dan sedap.
  •  Rasanya pahit (rasa yang diidamkan para pecinta kopi sejati)
  •  Kadar kafeinnya 50% lebih sedikit daripada kopi Robusta

Setelah mengetahui karaktertistik rasa, sekarang kita berkenalan dengan tanamannya,

  • Tumbuh pada daerah dengan ketinggian antara 700 – 1700 meter di atas permukaan laut dengan suhu 16-20 derajat selsius.
  • Tumbuh pada daerah dengan ikilm yang kering atau musim kering terjadi pada 3 bulan pertahun secara berturut-turut, sesekali terjadi hujan kiriman.
  • Peka terhadap penyakit, terutama bila ditanam didaerah yang rendah atau kurang dari 500 meter di atas permukaan laut.
  • Umumnya berbuah sekali setahun.

Sekarang saya beralih ke kopi Robusta, Kopi yang banyak dikonsumsi oleh orang Indonesai, Biji Kopi jenis ini juga banyak digunakan dalam Kopi Instan.

ROBUSTA

Kopi jenis Robusta merupakan jenis kopi dengan populasi lebih banyak dibanding Arabica. Kopi jenis Robusta tumbuh di dataran rendah dan lebih kebal dengan penyakit jika dibandingkan dengan Arabica. Walaupun populias tumbuhan kopi jenis Robusta lebih banyak dibandingkan dengan Arabica, Arabica lebih unggul dalam penguasaan pasar kopi dunia, hal ini disebabkan karena secara global, penikmat kopi lebih suka dengan rasa Arabica dibanding dengan Robusta. Lain halnya di Indonesia, karena jenis kopi Robusta merupakan  jenis kopi yang tumbuh di Indonesia dan penguasaan pasar kopi instan di Indonesia oleh merek2 terkenal melalui iklan menggunakan Kopi Robusta, Robusta merupakan kopi favorit di Indonesia. Berikut adalah karakteristik rasa dari Robusta.

–  Rasa Asam kurang atau mungkin tidak ada rasa asam sama sekali.

–  Memiliki aroma yang manis.

–  Rasanya mild / lembut

–  Kadar kafeinnya 2 kali lebih banyak daripada kopi Arabika

Setelah mengetahui karaktertistik rasa, sekarang kita berkenalan dengan tanamannya,

  • Resisten terhadap penyakit
  • Tumbuh pada ketinggian 400 – 700 di atas permukaan laut, toleran terhadap ketinggian kurang dari 400 meter dengan suhu 21-24 derajat selsius.
  • Tumbuh pada daerah yang mengalami musim kering 3-4 bulan secara berturut-turut dengan 3-4 kali hujan kiriman.
  • Produksi lebih tinggi daripada Arabika
  • Kualitas lebih rendah daripada Arabika

Populasi pertumbuhan Robusta dan Arabika, R untuk Robusta, A untuk Arabica dan M untuk kedua-duanya

Setelah mengetahui karakteristik masing-masing jenis kopi, saya akan mencoba membagikan informasi jika kopi tersebut di tes dan dibandingkan dengan beberapa sudut pandang. Berikut ulasannya.

  1.  Bitterness (tingkat kepahitan) Robusta lebih pahit dibandingkan Arabica. Namun terkadang bitterness juga dipengaruhi oleh faktor tingkat kematangan hasil goreng (Roasting). Akan tetapi bila digoreng pada tingkat kematangan yang sama, tetap saja robusta lebih pahit daripada arabica. Dalam hal ini akan lebih objektif  jike membandingkan hal yang alamiah.

  2. Fragrance, dalam hal harum aroma kopi, setelah kopi diseduh atau diextract, Arabica cenderung mengeluarkan aroma seperti rempah herbal dan floral. Sedangkan untuk Robusta cenderung mengeluarkan wangi seperti chocolate, woody (kayu) atau earthy (bau tanah tipikal kopi sumatera). Jadi bisa dikatakan arabica lebih harum daripada robusta, nilai plus untuk Arabica.
  3. Body / Mouthfeel Arabica lebih rendah daripada Robusta. Yang dimaksud Body disini adalah ketebalan kopi itu sendiri (Kopi yang sudah jadi dalam cangkir anda), saat kopi mengalir kedalam lidah anda dan masuk kedalam tenggorakan, anda dapat merasakan bobot ketebalan/kekentalan aliran kopi tersebut.
  4. Acidity (keasaman) arabica lebih tinggi daripada robusta. Dikarenakan rasa asam yang lebih tinggi dibanding dengan Robusta, Kopi Arabica kurang digemari di Indonesia. (Atau mungkin bagi anda yang belum pernah mencoba kopi dengan rasa asam, anda bisa mencari Kopi Bubuk dengan menggunakan biji kopi Arabica atau anda dapat mengunjungi Coffee House, Shop atau Store terdekat yang menyajikan kopi Arabica).

Proses penggorengan (Roasting) pada biji kopi yang dilakukan oleh Produsen Kopi sebenarnya dapat mempengaruhi rasa daripada kopi itu sendiri baik Arabica maupun Robusta, namun karakteristik asli daripada Biji Kopi itu sendiri tidak dapat hilang, kalaupun disamakan, pasti ada hal-hal tertentu yang permanen yang dapat dijadikan sebagai pembeda.

Jika anda bingung dengan Biji kopi mana yang harus saya pilih? sesuai dengan selera karakter anda, karena sebenarnya kopi tidak berbicara soal yang benar dan salah, kopi tidak berbicara soal mana yang harus anda minum. Namun kopi berbicara soal Jati Diri. Jati Diri anda sebagai peminum kopi sejati, rasa mana yang anda jadikan sebagai karakter anda.

Pada pos berikutnya saya akan membahas tentang Penilaian Rasa Kopi serta bagian-bagian yang perlu anda ketahui pada kopi di cangkir anda, tunggu kelanjutannya pada Part 4! 😀

*Post ini dapat berubah atau bertambah contentnya jika ada revisi ataupun penemuan informasi baru.

Silahkan memberikan masukan, kritik dan saran atau ingin sharing informasi pada pos ini dengan memberikan komentar di bawah. 🙂